Chapter 6 : Bahagia Untuk Renata

Matamu menatap lurus ke arahku. Aku tahu amarah itu masih lekat tersimpan dalam rona gelisahmu. Tapi khilafku terlanjur menyakitimu dengan caraku.

Renata. Aku tahu dalam amarah dan kecewamu tersimpan rindu yang menelisik dalam hatimu. Ada harapan dalam penantianmu. Namun, kau biarkan rasa itu tetap tersembunyi dalam relung hati terdalammu. Seperti kau sembunyikan amarah saat aku meninggalkanmu.

0f88edc89fd9b713313457d97694c304

thatnewera (Pinterest)

Tapi akulah yang tak pernah punya keberanian mengakui kesalahanku. Akulah yang dengan egoku belum bersedia meninggalkan permainan hati yang kuciptakan sendiri. Hingga penantianmu berganti dengan merajut kembali cerita yang baru.

Hari terus berganti dan semakin mengikis keberanianku untuk menemuimu. Hanya terbiasa melihatmu dari kejauhan tanpa terlihat olehmu. Meski bisikan dalam benak terus mendorongku untuk menghampirimu, memohon maafmu, membawa asa untuk kembali bersamamu. Aku ingin memulai lagi, denganmu.

Hingga kita dipertemukan dalam skenario yang tak pernah tertulis dalam catatan pikiranku selama ini. Ryan datang untuk memperkenalkanmu sebagai tunangannya. Renata. Keputusanmu, pilihanmu, tepat. Bahkan sangat tepat untuk membuatku merasa sakit hatimu selama ini terbalaskan. Kini selain temanku, Ryan telah menjadi pria yang berhak bersamamu.Kali kedua kita dipertemukan kembali. Malam ini di pestamu. Malam ini usiamu genap tiga puluh dua tahun. Gaun putih tulang yang kau kenakan membuatmu terlihat sangat berbeda.

Bagiku kau bak seorang Ratu. Pantulan khas cahaya lilin yang meliuk-liuk menambah rona cahaya yang membentuk bintang-bintang di wajahmu. Bintang yang ingin aku raih demi menerangi kegelapan dalam bilur hatiku. Kecewa, sesal, perasaan yang pantas aku tanggung saat ini.

Meski kehangatan menjadi tema pestamu. Tetap saja tak mampu melelehkan kebekuan dalam pikiranku. Kedua kakiku seolah terpatri bersama rerumputan taman pekarangan tempat kita berpijak. Seakan seluruh raga terpatung oleh suara Ryan yang mengumumkan rencana pernikahanmu dengannya.

Pada satu kesempatan kau mengasingkan dirimu di sudut pekarangan yang temaram. Dan aku masih memperhatikanmu dari jauh. Entah kapan keberanianku muncul. Entah sampai kapan aku akan jadi pecundang untukmu.

Kulihat kau menoleh dan melemparkan tatapanmu ke arahku. Tanpa berpikir panjang, aku berpikir seakan sebuah isyarat yang kau berikan pada pengawalmu untuk datang mendekat. Titah sang Ratu. Aku menyeret kakiku, menghampirimu. Langkahku gegas namun tertatih.

“Kamu tidak makan?” Suaramu mengalir lembut tanpa getaran.

41fdcf082697df5beaa2d906c591f27b

theweddingtree (Pinterest)

Aku hanya tersenyum. Dalam hati aku bahagia bahkan hanya untuk satu pertanyaan ini. Mungkin sedari tadi kau memperhatikanku yang tak menyentuh satupun menu jamuan malam ini.

“Tom. Aku bahagia dengan keputusanku. Aku mencintai Ryan dengan cara yang berbeda. Tidak seperti cinta yang aku berikan untukmu. Tak sama lagi. Aku pikir, aku tak bisa mencintai seseorang seperti saat mencintaimu.” Kini getaran itu jelas terlihat dalam kalimatmu.

“Renata. Kau perlu memilih dan memutuskan hal baik untuk dirimu. Ryan adalah yang terbaik buatmu. Setidaknya dia jauh lebih baik, dariku.” Aku terbata. Jantungku berdegup kencang saat kau tiba-tiba memelukku erat. Kurasakan dadamu bergetar. Kau menangis, setelah akhirnya meneruskan kalimatmu.

“Tom, aku masih Renata. Aku belum berubah. Tapi, meski rasa ini masih tetap ada. Aku yakin dapat menaklukkannya dengan cinta terbaikku untuk Ryan. Berbahagialah Tom. Lepaskan beban ini demi kebahagiaan kita. Semua orang pernah melakukan kesalahan. Kamu, juga Aku. Dan kita tak perlu tenggelam selamanya untuk kesalahan yang telah terjadi.”

Kulihat matamu berkaca-kaca, kemudian berlalu menyatu dengan sekumpulan orang-orang yang tengah merayakan kebahagiaan untukmu.

0f28c7d1a8e857df6b96692c44870eae

thismodernromance (Pinterest)

Renata.

Hitam. Putih. Cinta yang aku berikan untukmu. Tak sedikitpun melunturkan tulusnya kasihmu. Aku merasakannya. Terbukti segala kesabaran dan ketulusanmu akhirnya memacu degup jantungku untuk turut berbahagia malam ini.

Ya. Aku berbahagia untukmu dan kalian.

Renata. Ryan.

 

2 thoughts on “Chapter 6 : Bahagia Untuk Renata

Leave a comment